Jawaban atas Teka-Teki Tragedi Pembunuhan
Oh no, rupa-rupanya, sudah dua bulan saya tidak memberi coretan pada blog yang mati segan hidup tak mau ini. Baik, saya beri coretan sedikit tentang apa yang baru saja terjadi di negeri ini yang membuat saya semakin yakin bahwa akan ada suatu hari yang bernama hari perhitungan atau mungkin hari penghakiman. Hari dimana semua kebenaran akan terungkap. Mungkin hari itu tidak terjadi di bumi yang mulai batuk-batuk dimakan usia. Bisa juga itu terjadi di bumi namun tempatnya masih menjadi rahasia ilahi.
Saya mengenal
hari hisab di padang mahsyar. Tempat semua tingkah polah manusia dihitung setiap
gerak dan intensinya. Setiap kebenaran akan terungkap meski di simpan di lubang
semut. Tentu saja, kesemuanya itu, dihitung
dari seluruh gerak waktu dari satuan terkecil sebelum detik, mili detik, mikro
detik atau nano detik, atau mungkin jauh lebih kecil dari satuan waktu itu.
Harus diakui
bahwa dunia ini seperti teka-teki yang sulit dipecahkan. Kita, oh mungkin bukan
kita, tapi saya. Tak perlu saya seret orang dalam tulisan ini yang mungkin saja
mereka tidak terima. Saya sebagai manusia seperti ditempatkan dalam sebuah
labirin yang sulit sebelum akhirnya akhirnya saya keluar dari labirin itu. Pada
saat apa saya keluar. Mungkin saja pada saat kematian. Siapa tahu?
Ya “Siapa
tahu?” sebuah pertanyaan penuh teka-teki. Seperti setiap polemik pembunuhan. Penuh
teka-teki. Memang dalam beberapa hal manusia bisa menebak-nebak untuk
menentukan kebenaran. Tapi harus dicatat, mungkin itu kebenaran hukum atau fakta
hukum. Belum tentu kebenaran nyata atau saya sebut kebenaran Tuhan.
Baru-baru ini,
di negeri yang malang ini telah terjadi polemik pembunuhan terhadap enam
manusia. Mungkin lebih dari enam. Saya sebut enam karena tragedi pembunuhan ini
yang disorot oleh media karena dilakukan oleh Polisi.
Saya tidak tahu
siapa yang benar dan siapa yang salah. Pun, jika sudah ada putusan hukum pun
saya tidak berani menjamin bahwa fakta tersebut merupakan fakta Tuhan. Namun,
atas tragedi pembunuhan ini, saya semakin yakin bahwa nanti, ketika waktunya
tiba, saya akan tahu yang sebenarnya secara mendetail dari asal muasal dan
sebab musababnya. Satu hal yang saya yakini pasti.
Begitu juga
saya akan tahu, setiap detail cerita mengapa Qabil membunuh Habil. Cerita tentang
Hamzah yang dibunuh dan dimakan hatinya. Cerita tentang bagaimana orang-orang Belanda
dan Jepang membunuh warga pribumi. Cerita tentang Jenderal yang diduga dibunuh
oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) serta pembantaian terhadap orang komunis
di Indonesia. Cerita tentang pembunuhan Tan Malaka, Munir, Marsinah, Wiji Tukul
serta kasus pelanggaran HAM lain yang penuh dengan teka-teki. Semua akan
dikupas secara tajam yang jauh lebih tajam dari pada silet.
Ya nanti.
Nanti akan muncul jam tayangnya. Kapan? Saya tidak tahu.
0 Comments