kabut ketakuan
Aku berjalan dengan hati tertutup
kabut ketakuan yang datang merambat beriring pikiran resah terbayang Atid yang
mungkin sudah menghela nafas lelah mencatat amal sedangkan Rokib mungkin sedang
bersantai ria disudut kanan menunggu kejadian yang akan ia goreskan dengan pena
buatan Tuhan di lembaran buku saku kecilnya dan otakku masih memikirkan angin
yang menghembuskan tanya tentang banyak hal yang dimulai dari masa lampau
sampai masa yang tak akan pernah kuketahui dimana ujungnya terlebih aku
merisaukan diriku yang kerap berfikir liar sehingga banyak hal yang absurd
terbayang dan mungkin itu berlebihan tapi terkadang pikiran ini susah untuk
dijinakan tak seperti macan sirkus yang buas lalu berubah menjadi penari yang
mengagumkan untuk ditonton dan entah pikiran ini bermaksud apa karena sejujurnya aku tak tahu apa yang akan diberikan Tuhan kepadaku
karena Ia yang memiliki diriku dan memiliki segala apa yang bisa dimiliki dan
aku meminta kepada Sang Pemilik dari segala itu agar memberikan aku suatu yang
paling baik menurut-Nya karena aku tak tahu apa rencana yang telah dibuatnya
dan semoga kegelisahan yang sedang kukubangi ini memberikan suatu jalan menuju
ketenangan yang diberikan oleh-Nya untukku dan aku berharap agar setiap
kegalauan yang menimbulkan tanya ini lekas menemukan lembah jawaban dengan
cahaya yang indah yang lebih indah dari fajar atau senja yang paling indah.
0 Comments