Tak bisa kupungkiri, mengkomparasi merupakan aktivitas pelik untuk dijalani. Memang, beberapa poin dapat diperbandingkan,  namun, selalu ada pengecualian. Apakah sesuatu sengaja diciptakan dengan padanan?

Diberkatilah orang-orang yang pandai membandingkan. Diberkatilah orang-orang yang cerdas mengambil keputusan. Diberkatilah orang-orang yang punya pilihan.

Begitu pula saat membandingkan rumput rumah sebelah. Rasa-rasanya selalu saja ada yang membuatnya tampak lebih indah. Matahari, tekstur tanah, bahkan sampai variannya. Padahal kita tahu bahwa rumput juga bisa enyah. Busuk karena menua.

Cukup ajaib memang rumput rumah sebelah. Tak pernah berantakan susunannya meski dikoyak cuaca atau digerogoti hama. "Apakah itu rumput replika?" Ah, tak baik berburuk sangka. Hanya membuat bercak di hati pemiliknya.

Dipikir-pikir, ada baiknya tak menanam rumput. Kita tak perlu mengkomparasi. Tetangga sebelah pun tak perlu menghabiskan waktu memperdebatkan rumput yang kita miliki. Tapi itu tak mungkin, sebab rumput selalu bertumbuh meninggi. Meski tak pernah dikehendaki.

Agaknya akan lebih mesra jika rumput tidak dikomparasi. Cukup saling menghargai. Sebab rumput punya fungsinya sendiri-sendiri yang patut untuk disyukuri atas keindahannya yang mereka miliki.

Segala puji bagi Tuhan yang telah menciptakan rumput.

Balkon
23:57
26/7/2018




Sumber Gambar : Pexel.com by FOX (link)